Wisata Bencana, Menikmati Penderitaan Sesama

Jumat, 03 April 2009


Musibah jebolnya waduk Situ Gintung yang menewaskan lebih dari 100 orang akhir Maret lalu menyita perhatian masyarakat seluruh negeri. Presiden dan Wakil Presiden juga menyempatkan untuk meninjau lokasi musibah di sela-sela masa kampanye. Tak ketinggalan parpol-parpol kontestan Pemilu 2009 segera mengucurkan bantuan meski juga diembel-embeli atribut kampanye.


Dan seperti biasanya setiap kejadian besar selalu menyita perhatian dan rasa ingin tahu masyarakat. Didorong oleh rasa penasaran itulah yang rupanya menarik masyarakat untuk berbondong-bondong menyaksikan lokasi bencana, seolah-olah sedang menyaksikan suatu hiburan yang sungguh menarik. Dan rupanya hal itu tidak berlaku hanya pada musibah Situ Gintung saja karena di setiap peristiwa besar tidak luput dari serbuan ‘wisatawan lokal’ yang ingin menyaksikannya. Begitu juga yang terjadi pada saat musibah tsunami besar di Aceh, gempa di Yogya dan Klaten atau pun tragedi lumpur Lapindo beberapa tahun silam, atau pada peristiwa-peristiwa kecil misalnya tabrakan atau kecelakaan lalu lintas. 


Kedatangan massa di setiap musibah bencana tentu saja hal yang tidak diinginkan. Sebab mereka kebanyakan datang hanya untuk melihat-lihat kondisi bencana saja, bahkan terkadang hanya untuk berfoto-foto atau sekedar nampang dengan latar belakang kekacauan setelah suatu musibah. Tentu saja hal tersebut sangat tidak etis, karena di saat tersebut warga yang terkena musibah sedang kesusahan karena ditinggal anggota keluarga atau membutuhkan bantuan akibat kehilangan harta benda.


Selain itu wisata bencana juga merugikan pihak-pihak yang terkait. Kedatangan massa yang menonton acapkali menyulitkan para petugas atau sukarelawan yang sedang bekerja melakukan evakuasi atau menyalurkan bantuan. Belum lagi pada suatu peristiwa criminal mereka kadang malah menyebabkan kerusakan di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) karena seringkali mereka menerobos garis police line yang sudah dipasang petugas kepolisian.


Merebaknya wisata bencana di negeri ini akibat masyarakat kita yang terbiasa menyukai hal-hal yang berbau dramatis di samping keingintahuan mereka terhadap suatu peristiwa sebagai akibat dari kejadian tersebut yang di-blow up secara terus menerus oleh media massa. Selain itu paradigma bad news is good news rupanya juga masih terbukti di sini. Dan tidak hanya di Indonesia, di negara-negara maju pun setiap suatu kejadian besar pasti segera menarik perhatian. Seperti ketika terjadi peristiwa 11 September di Amerika Serikat beberapa tahun silam, segera diikuti oleh kenaikan oplah surat kabar yang segera mewartakan kejadian tragis tersebut sebagai head line. Hal itu diikuti juga oleh kenaikan rating acara-acara berita di televisi yang menjadikan kejadian tersebut sebagai sajian utama berita.


Sebagai akibat dari pencitraan di media massa tersebutlah kemudian yang mendorong masyarakat untuk mendatangi secara langsung lokasi sebuah bencana. Dan mereka ingin menjadi saksi secara langsung terhadap suatu peristiwa besar sehingga seakan mereka telah menjadi bagian dari peristiwa tersebut. 


Hanya saja mungkin kita lupa bahwa pada saat itu mereka, saudara-saudara kita tersebut sedang membutuhkan bantuan dan bukan untuk dijadikan tontonan.

9 komentar:

joe 3 April 2009 pukul 09.53  

Blognya masih baru, masih anget, fresh from the open...

bayu mukti 3 April 2009 pukul 11.36  

ada baiknya yang nonton sambil nyumbang dana kali yah mas :D

one stop blogging 4 April 2009 pukul 06.28  

ide bagus itu, jadi sambil itung-itung meringankan penderitaan sesama

grubik 4 April 2009 pukul 10.49  

Bencana memang bukan tontonan...

Andre 4 April 2009 pukul 12.55  

Ironis memang...:(

JUANAN URKIJO 4 April 2009 pukul 13.40  

Regards from Spain!!!

Ana Tapadas 4 April 2009 pukul 15.48  

A realidade pode ser tremenda1
Saudades de Portugal!

suwung 5 April 2009 pukul 03.30  

itulah indonesia.... aneh mbok ya mbatu kenapa?

T.Yonaskummen 6 April 2009 pukul 08.02  

bad news is good news... ada peristiwa traffic blog naik.... hi..hi..hi...

About This Blog

tentang fikiran, ucapan dan tindakan saya

  © Blogger template Writer's Blog by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP